Di umur yang baru 21 ini mungkin terdengar lucu ketika
memikirkan hal ini.
ini tentang jodoh…..
Tak ada yang tahu kapan jodoh itu akan menghampiri..layaknya
ajal yang kita tak pernah tahu kapan akan terjadi…terkadang ketika kita
memperbincangkan tentang jodoh itu terdengar lucu, tapi sejujurnya itu bukanlah
hal yang lucu. tak bisa dipungkiri bahwa semua akan bermuara kepada perihal
itu..bahkan mungkin hal ini perlu kita persiapkan dengan matang, perlu kita
pinta secara khusus kepada sang pemberi keindahan. Mau minta kpn, yang seperti
apa, hobinya apa, pekerjaannya apa. Tak ada yang melarang kita untuk meminta
sampai kepada hal-hal yang sedetail itu..
sejujurnya menikah itu bukanlah
masalah waktu tetapi terlebih karena masalah kesiapan. Siapkah kita untuk memikul
tanggung jawab,siapkah kita untuk menyatukan dua sifat yang berbeda yang
mungkin akan bersebrangan, siapkah kita untuk menerima orang lain dalam
kehidupan kita yang pastinya akan turut campur dalam kehidupan pribadi kita..
untuk
seorang laki-laki banyak hal yang perlu dipersiapkan, mereka harus siap untuk
menambah pikulan tanggung jawab, siap untuk menjadi imam yang akan menuntun
seorang wanita pilihan, siap untuk menjadi penanggung jawab atas perlakuan
wanita pilihannya baik di dunia maupun di akhirat. Dan untuk seorang wanita,
harus telah siap untuk menjadi cermin bagi keluarganya kelak, karena baik atau
tidaknya sebuah keluarga tampak dari keindahan, ketelitian, dan keseriusan
seorang wanita yang pandai mengatur.
Seorang wanita yang sudah siap menikah
harus pandai menjaga sikap karena ia akan membawa nama suaminya kelak, harus
pandai mendidik karena madrasah pertama seorang anak berawal dari dirinya.
Semakin pandai sang ibu mendidik maka akan semakin baik pula perilaku si anak.
Setiap orang memiliki alasannya masing-masing untuk menikah di usia dini jika
mereka telah siap maka tak ada yang salah pada alasan mereka bahkan itu lebih
baik daripada mereka mengumbar keromantisan serta keharmonisan di depan umum
padahal mereka belum halal. Akan tetapi menikah bukan sebatas ijab Kabul, lalu
sah sebagai suami istri tapi akan ada kehidupan setelahnya, akan ada anak-anak
yang tumbuh dan perlu diberi kasih sayang. Maka dari itu diperlukan ilmu
sebelum menikah.
Ilmu dalam memahami perilaku orang lain, ilmu dalam menghargai
orang lain, ilmu dalam menambah penghasilan bagi seorang laki-laki yang
jelas-jelas akan ditambahi pikulan tanggung jawab, ilmu dalam mengatur dan
mengelola keuangan dengan baik. Banyak deh, tapi bukan berarti malah takut
menikah karena khawatir tak punya ilmu. Ilmu itu akan mengalir dengan
sendirinya seiring dengan kesadaran akan umur dan kesiapan lahir batin untuk
menikah.
Ingat loh, menikah itu menyempurnakan separuh agama. Syahadat yang
kita ucapkan itu baru menyempurnakan separuh agama kita, dan yang separuh lagi
di sempurnakan dengan menikah. Maka dari itu yuk persiapkan diri dari sekarang
selagi masih produktif. Sadar ketika umur sudah 20thn maka mulailah untuk
memikirkan tentang pernikahan. Mulailah memantaskan diri dengan lelaki pilihan
yang idaman. Perbanyak do’a biar Allah
kasih yang terbaik dan sepadan. Sudah ya
malu nih sama umur. sekian :)
27 Agustus 2012
Boleh dong punya
target, kalo sampe syukur kalo lewat jangan
01052015 (menikah
dengan yang sholeh dan sepadan)