menulis yang mau ditulis

There is a Will, There is A way.. Bismillah

Rabu, 24 Agustus 2011

Secarik surat tentang ayah


menarik nafas yang panjang adalah hal yang ku lakukan pada saat aku menulis ini, hmmmmmppp.........
ini merupakan salah satu cara ku utk tidak menangis, yaapp menangis..setiap kali ku mendengar nama "AYAH"
hati ku membuncah, entah krn merindu atau ingin menangis....
yang jelas aku sangat menyayangi sosok yang bernama "AYAH"... ayah siapa pun itu entah ayah tetangga sebelah, ayah teman, dan yang jelas ayahku sendiri.....

4 tahun yang lalu tepatnya tanggal 25 Agustus 2007, ayahku pergi...... pergi dari dunia ini utk selamanya, tapi  bagiku ia pergi utk sementara tidak selamanya, karena keyakinanku bahwa pertemuan dengan nya akan ada kelak di surga nya...hari itu aku masih duduk di bangku SMA kelas 2 pada pelajaran, pada saat tengah asik mengikuti pelajaran olahraga...tiba-tiba temanku yang sedang menerima telepon entah dari siapa dengan lantang dan tanpa perasaan mengatakan "LIA, AYAHMU MENINGGAL" glekkk aku terdiam, terduduk di lapangan olahraga yang luas.. seketika terbayang ayahku yang memang sedang di rawat dirumah sakit, terbayang wajah pucatnya, dan terbayang kalo aku baru sekali menjenguk nya....air mata terus mengalir dan tangisanku pun  pecah memecah konsentrasi anak-anak yang sedang olahraga juga...aku langsung di bopong ke sekolah yang cukup jauh dari lapangan olahraga...sampai di sekolah ternyata memang sudah ada kakakku yang menjemput, tidak dengan kendaraan tapi dengan berjalan kaki mengingat memang jarak sekolah dengan rumahku tidak terlalu jauh..karena memang tak sabar utk sampai dirumah aku pun meminta antar temanku naik motor dan ku biarkan kakak ku pulang sendirian...entah apa yang ku pikirkan pada saat itu sampai tega meninggalkannya... sesampai di rumah tangis ku semakin pecah.....aku lebih memilih menangis di dalam kamar, pada saat jenazah ayahku sampai dirumah tangisku semakin menjadi jadi ...badanku lemas..aku tertunduk layu di depan jenazah ayahku, kembali teringat kalimat terakhir nya utk ku sebelum beliau dibopong kerumah sakit... "LIA, KAU ADALAH ANAK KESAYANGANKU....TAK PERNAH AKU MENOLAK KEINGINANMU"...ohh kalimat ini terngiang-ngiang di telinga ku..

hemm....
Dulu Kau selalu ada untukku.....
Kau juga paling sering membelaku

ayah, walau dunia kita telah berubah, tapi cintaku untukmu tidak berubah..tetap sama..
ayah, walau kita tak dapat bertatap muka, tapi Allah menatap cinta kita yang terjadi karena-Nya
Ayah, ketika kau merinduku, tulislah namaku di salah satu daun di surga, pertanda kau tengah memanggil namaku, dan ketika aku merindumu aku akan menatap langit dan berharap kau menjatuhkan daun dari langitnya…

Ayah….
kau adalah motivasiku…
kau adalah impianku…
kau adalah kekuatanku utk terus memperjuangkan masa depanku…

tak usah kau pikirkan mama..
Insyaallah ia baik-baik saja..
cintanya akan selalu ada untukmu, hanya untukmu
ia merupakan istri sholihah yang setia…
Do’a nya tiap detik mengalir untukmu

mungkin kami tak sama sepertimu dalam pandangannya..
ngkau yang selalu menghapus kegundahannya..
engkau yang selalu menghiburnya..
engkau yang selalu menghapus kesedihannya...

tapi kami akan berusaha untuk menjadi yang terbaik utuknya..
yang akan terus menjaganya dan menjadi tempat pendengar keluh kesahnya..

Teruntuk Ayah terbaik sedunia Anwar hasan
Dari Anakmu yang mencintaimu selalu...
-Dahlia-

Kamis, 18 Agustus 2011

pertemuan awal yg sudah berawal

waaduh, blogku ga bisa dibuka, bukan krn ada jaringannya yang ga mendukung, tp parahnya aku lupa PASSWORD nya.. haha, udah hampir satu tahun mungkin aku ninggalin si blog ini, kalo blog ini rumah mungkin udh pada banyak sarang laba-laba nya, atau mungkin kalo blog ini tempe sudah pasti bikin orang mati krn memakannya...
tp untung aku sangat beruntung, allah masih kasih aku ingatan utk mengingat PeWe blogku, si oom blogspot baik jg, aku dipermudah, cm dengan mengisi kode aku udah bisa masuk lagi deh ksini...

hmm.... kangen banget rasa nya pengen nulis, kalo ga dari baca2 blognya temen mungkin aku udah lupa kalo aku dulu juga suka nulis, tepatnya suka ngeblog... posting-postingan mereka buat aku semangat lagi buat ngeblog...

"janji deh bakal update kamu terus blogku sayang"....

udah dulu deh, mungkin untuk pertemuan awal yan
g sudah pernah diawali segitu dulu,, lg dengerin khotbah jum'at nih *lhoo ??* hehe

tepatnya cuma kedengaran doang dr rumahku.. hehe

Senin, 17 Januari 2011

Surat Cinta Ust. Rahmat Abdullah

Aku Rindu Dengan Zaman Itu
Aku rindu zaman ketika “halaqoh” adalah kebutuhan,
bukan sekedar sambilan apalagi hiburan

Aku rindu zaman ketika “membina” adalah kewajiban,
bukan pilihan apalagi beban dan paksaan

Aku rindu zaman ketika “dauroh” menjadi kebiasaan,
bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan

Aku rindu zaman ketika “tsiqoh” menjadi kekuatan,
bukan keraguan apalagi kecurigaan

Aku rindu zaman ketika “tarbiyah” adalah pengorbanan,
bukan tuntutan dan hujatan

Aku rindu zaman ketika “nasihat” menjadi kesenangan,
bukan su’udzon atau menjatuhkan

Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini

Aku rindu zaman ketika “nasyid ghuroba” menjadi lagu kebangsaan

Aku rindu zaman ketika hadir di “liqo” adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian

Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh
dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah di desa sebelah

Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan

Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo

Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu depan diketok untuk mendapat berita kumpul subuh harinya

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya

Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya

Aku rindu zaman itu,
Aku rindu…


Ya ALLAH,

Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama



[Rahmat Abdullah]